Istilah “Uncle Red” baru-baru ini muncul di berbagai pemberitaan, namun menariknya, istilah ini merujuk pada dua kasus yang berbeda yang menarik perhatian publik di waktu yang hampir bersamaan. Satu kasus melibatkan penangkapan seorang pria yang menyamar dan merekam aktivitas seksual di Tiongkok, sementara kasus lainnya berpusat pada insiden penembakan yang melibatkan paman dari seorang anak yang sempat diculik di Amerika Serikat. Kedua kasus ini, meskipun sangat berbeda, sama-sama menciptakan kegemparan dan menjadi topik hangat.
Kasus “Uncle Red” di Tiongkok: Penyamaran, Peretasan Privasi, dan Penyebaran Konten
Salah satu “Uncle Red” yang menarik perhatian global adalah kasus yang terungkap di Nanjing, Tiongkok. Seorang pria berusia 38 tahun, yang diidentifikasi dengan nama keluarga Jiao, dan dikenal dengan alias online-nya “Sister Hong” (atau “Uncle Red” di beberapa platform Tiongkok), telah ditangkap oleh polisi. Ia dituduh diam-diam merekam pertemuan seksualnya dengan ratusan pria dan kemudian menyebarkan video tersebut secara online.
Jiao diduga menggunakan penyamaran, riasan tebal, wig, dan pakaian wanita untuk memikat korbannya melalui aplikasi kencan dan jejaring sosial online. Pertemuan tersebut kemudian direkam secara rahasia di kediaman pribadinya di Nanjing. Meskipun klaim awal di media sosial Tiongkok menyebutkan bahwa ia merekam lebih dari 1.600 pria, polisi telah memperingatkan bahwa angka ini mungkin dilebih-lebihkan dan masih dalam penyelidikan.
Kasus ini telah memicu kemarahan dan perdebatan luas di Tiongkok, terutama terkait pelanggaran privasi yang serius dan kekhawatiran tentang kesehatan publik. Pihak berwenang telah berupaya menghapus konten ilegal tersebut dan bahkan menawarkan pemeriksaan kesehatan gratis bagi mereka yang mungkin terdampak. Jiao ditahan secara resmi pada 5 Juli dan menghadapi tuduhan memproduksi dan mendistribusikan materi cabul.
Kasus “Uncle Red” di AS: Penembakan dalam Pencarian Anak Hilang
Di sisi lain dunia, istilah “Uncle Red” juga muncul dalam konteks kasus penculikan anak di Milwaukee, Amerika Serikat. Dalam insiden ini, Jamel K. White (27 tahun), paman dari anak yang diculik, Jamal White (yang kemudian ditemukan), didakwa dengan kasus penembakan.
Menurut laporan, pada 12 Juli, saat publik dan keluarga sedang mencari Jamal White yang hilang, Jamel K. White diduga menembakkan pistol ke arah seorang pria dan putranya yang sedang mencari anak yang hilang tersebut. Tembakan itu mengenai rumah dan pohon yang tidak berpenghuni. Jamel White kemudian ditangkap setelah polisi mewawancarai jurnalis dan saksi di lokasi kejadian.
White mengaku kepada pihak berwenang bahwa ia merasa takut untuk keluarganya dan menyembunyikan pistolnya. Ia tidak menghadapi tuduhan terkait penculikan keponakannya sendiri, tetapi didakwa dengan dua tindak pidana membahayakan keselamatan dengan ceroboh tingkat pertama dengan senjata berbahaya. Ia muncul di pengadilan pada 15 Juli, di mana jaminannya ditetapkan sebesar $20.000 dan ia dilarang memiliki senjata berbahaya atau senjata api.
Dua Narasi, Satu Alias yang Kebetulan
Kasus “Uncle Red” di Tiongkok dan “Uncle Red” di Amerika Serikat secara kebetulan berbagi alias yang sama dalam pemberitaan media, meskipun konteks dan detail kasusnya sangat berbeda. Kasus Jiao di Tiongkok menyoroti isu privasi digital dan penyebaran konten ilegal, sementara kasus Jamel White di AS menyoroti kekerasan dan respons emosional di tengah krisis. Kedua insiden ini menunjukkan bagaimana istilah online atau julukan dapat dengan cepat menyebar dan melekat pada individu dalam kasus-kasus kriminal yang menarik perhatian publik global.
Baca juga :