Beritaempire.com, Jakarta – Rekonstruksi pembunuhan kacab bank BUMI membuka fakta penculikan MIP dijalankan secara matang. Rekonstruksi menunjukkan rangkaian aksi terencana yang dimulai hingga berakhir di tanah kosong Bekasi.
Berawal ketika Erasmus Wawo dan kelompoknya berkumpul di warkop. Hari itu mereka sepakat mengeksekusi penculikan terhadap kepala cabang bank yang sudah lama mereka incar.
Dari sinilah Kopda Feri Herianto, menyerahkan uang Rp 350 ribu kepada Reviando Aquinas Handi untuk membeli perlengkapan seperti lakban, handuk kecil, masker, serta beberapa bungkus rokok.
Setelah persiapan rampung, lima orang yaitu Erasmus Wawo, Andre Tomatala, Johannes Ronald Sebenan, Emanuel Woda Bertho, Reviando Aquinas Handi berangkat dengan Avanza putih.
Kopda Feri Herianto memilih menggunakan Calya bersama Serka Frengky Yaru. Dua mobil itu menuju Lotte Mart, mobil Feri di depan, Avanza di belakang.
Dalam perjalanan, Avanza sempat berhenti. Erasmus Wawo turun dan menutup dua digit pelat nomor mobil dengan lakban hitam.
Setelah rapi, rombongan melanjutkan perjalanan. Setiba di lokasi, Emanuel Woda Bertho melakukan tapping masuk parkiran. Tak lama, Ertiga hitam milik korban ikut masuk dan terparkir.
Avanza putih menunggu di belakang mobil korban. Saat MIP muncul dan menuju kendaraannya, Kopda Feri Herianto mengabari Erasmus Wawo target sudah tiba.
Erasmus Wawo dan Andre Tomatala segera turun, langsung memaksa korban masuk ke Avanza.
Korban Meronta, lalu Dipukul dan Sempat Minta Tolong
Korban meronta, namun Reviando Aquinas Handi menarik kerah bajunya, sementara Andre Tomatala memegang tubuh sebelah kiri korban dan Erasmus Wawo menutup mata serta mulut korban dengan lakban.
Begitu mobil bergerak, Erasmus Wawo melapor ke Kopda Feri Herianto korban berhasil diambil.
Dalam perjalanan melewati depan Kodam Jaya, korban kembali berontak. Erasmus Wawo menahan dan memukul paha korban tiga kali, kemudian menghantam jidat korban sambil mengancam.
Tak lama setelah itu, korban kembali didesak dengan lututnya. Erasmus Wawo menghubungi Kopda Feri Herianto dan sepakat bertemu di Kemayoran.

Di titik pertemuan, Avanza bertemu Fortuner hitam yang dikemudikan Umri dan berisi Johanes Joko serta Mochamad Nasir.
Nasir sempat meminta agar korban dipindahkan setelah mutar-mutar dulu ke Tanjung Priok, namun Erasmus Wawo menolak karena semakin lama korban ditahan, semakin berisiko.
Tangan korban kemudian diikat. Erasmus Wawo memanggil Johanes Joko untuk membantu memindahkan korban ke Fortuner. Saat itu korban sempat berteriak “Tolong, ini penculikan,” namun mulutnya kembali ditutup. Paha korban ditendang dua kali sebelum pintu mobil ditutup.
Setelah pemindahan, Kopda Feri Herianto menyerahkan uang Rp 45 juta kepada Erasmus Wawo sebagai bayaran atas penculikan tersebut. Uang itu kemudian dibagi kepada lima anggota yang terlibat langsung.
Baca juga: Istri Wiranto Meninggal Dunia, Hj. Rugaiya Usman Tutup Usia
Kondisi MIP Akhirnya Lemah dan Dibuang di Tanah Kosong Bekasi
Di dalam Fortuner, korban mulai lemah, hanya terdengar erangan kecil dan sedikit gerakan tangan. Di tengah perjalanan menuju arah Cikarang, posisi sopir digantikan David Setia Darmawan.
Sekitar pukul 00.30 WIB, Fortuner tiba di lahan kosong di wilayah Kabupaten Bekasi. Di sana, korban diturunkan. Mochamad Nasir melilitkan handuk ke leher korban dan menarik tubuhnya keluar, menyeretnya hingga dilemparkan ke tanah.
Setelah pembuangan usai, mobil para pelaku menuju SPBU untuk berganti pakaian.
Rombongan kemudian berkumpul di sebuah kafe di kawasan Cibubur yaitu Anton, Dwi Hatono, Rochmat, Johanes Joko, dan Nasir membahas hasil penculikan yang disebut tak berjalan sesuai rencana.
Saat itu, Dwi Hartono menerima telepon dari Ken yang memberi kabar korban yang mereka culik ditemukan meninggal dan sudah viral. Mendengar itu, Joko langsung meminta ponselnya dan membuangnya.
Saat dikonfirmasi, Penyidik Iptu Tugianto menjelaskan, rekonstruksi menghasilkan 57 adegan, bertambah dari rencana awal 47 adegan.
“Pertambahan dari beberapa adegan terkait pemindahan korban dari mobil Avanza ke Fortuner, pemberian uang ke eksekutor. Ada keterangan tersangka berbeda,” singkat dia, Senin.




