Kopda FH Ikut Penculikan Demi Imbalan Uang. Kapuspen TNI Brigjen Freddy Ardianzah mengatakan motif Kopda FH ikut serta dalam permasalahan penculikan dan pembunuhan kepala cabang bank BUMN bernama samaran MIP. Dari hasil penyelidikan, alibi Kopda FH turut dalam aksi pelakon lain sebab imbalan duit.
Freddy berkata, Kopda FH saat ini telah diresmikan terdakwa serta ditahan oleh Polisi Militer Kodam Jaya.
” Dari hasil pengecekan sedangkan, motifnya sebab yang bersangkutan menerima beberapa duit,” kata Freddy dalam penjelasan tertulis.
Kedudukan Kopda FH
Freddy berkata, Kopda FH berfungsi selaku perantara yang mencari orang buat menjemput paksa korban. Dikala peristiwa, Kopda FH memanglah lagi berstatus THTI alias tidak muncul tanpa izin.
” Pada dikala peristiwa tindak pidana berlangsung, status yang bersangkutan memanglah lagi dalam pencarian oleh satuan sebab tidak muncul tanpa izin( THTI). Kedudukan Kopda FH dalam permasalahan ini merupakan selaku perantara, ialah mencari orang buat melaksanakan upaya penjemputan paksa,” papar ia.
Ia menegaskan, proses hukum terhadap FH hendak ditempuh lewat jalan pidana militer.
” Sehabis penyidikan berakhir serta dinyatakan lengkap, masalah hendak lekas dilimpahkan ke Majelis hukum Militer buat diproses cocok hukum yang berlaku,” tandas ia.
Kedudukan Kopda FH Dibenarkan Terdakwa Lain
Penjelasan Tentara Nasional Indonesia(TNI) ini dibenarkan oleh Eras, terdakwa lain. Lewat kuasa hukumnya, Adrianus Agal, Eras mengaku direkrut oleh oknum aparat bernama samaran F.
Bagi Agal, Eras telah tahu lama dengan F. Pada 18 Agustus 2025, F menelepon Eras serta menawarkan buat menjemput paksa seorang. Dikala itu, Eras belum ketahui siapa targetnya. F cuma meyakinkan pekerjaan nyaman sebab korban bakal diantar kembali lagi oleh F bersama“ tangan kanan bos”.
” Bagi Eras kerjaan yang diberikan nyaman sebab F menjamin korban diantar kembali oleh F serta tangan kanan bos,” kata Agal dalam keterangannya.
Agal berkata, kliennya hingga dikala ini tidak memahami serta mengenali siapa tangan mereka. Kilennya cuma memahami oknum F.

Pertemuan Susun Rencana Penculikan
Mereka berjumpa di wilayah Jakarta Timur pada 19 Agustus 2025. Di situ, Eras bersama sebagian kawannya pekerjaan diberitahukan perinci. Mereka dimohon menjemput paksa seseorang korban yang belum lama dikenal merupakan MIP.
Keesokan harinya, 20 Agustus 2025, Eras kembali berjumpa F di suatu kafe di wilayah Percetakan Negeri. F menarangkan skenario lebih detail penculikan korban.
” Apabila korban sukses dijemput hingga eras wajib menyerahkan korban ke“ Tangan Kanan Bos” serta nanti korban hendak diantar kembali ke rumahnya oleh tangan kanan bos tersebut, serta Oknum“ F” menarangkan terdapat regu lain yang lagi menjajaki Korban,” ucap ia.
Agal menyebut, F menemukan data korban lagi terletak di suatu pusat perbelanjaan di kawasan Kramat Jati jam 10. 00 Wib. Eras dkk juga meluncur ke posisi. Mereka datang jam 11. 30 Wib serta menunggu berjam- jam di dalam mobil.
Pas jam 16. 00 Wib, korban nampak mengarah mobil pribadinya. Dikala seperti itu, Eras bersama komplotannya bergerak. Korban disergap, ditarik, serta didorong masuk ke mobil para pelakon yang parkir persis di sebelah mobil korban. Mobil itu langsung tancap gas keluar dari parkiran.
” Awal mulanya korban hendak diserahkan kepada Oknum“ F” serta tangan kanan Bos di wilayah Fatmawati, hendak namun Oknum“ F” memusatkan ke wilayah Tanjung Priok. Kalau Eras tidak sepakat buat korban diserahkan didaerah Tanjung Priok, oleh sebab itu eras menunjuk wilayah kemayoran saja,” ucap ia.
Dekat jam 18. 55 Wib, korban diserahkan kepada F serta tangan kanan bos di posisi. Tidak lama, korban dibawa kabur oleh orang keyakinan bos.
Pelakon Penculikan Kaget Korban Tewas
Malam harinya, dekat jam 19. 30 Wib, Eras dkk bersama F mengarah kawasan Arcici, Cempaka Putih. Di situ, F menyerahkan duit tunai Rp45 juta selaku imbalan. Usai menerima bayaran, kelompok Eras juga bubar.
” Kalau sehabis menerima duit tersebut eras dkk berpisah dengan Oknum“ F” serta kembali ke tempat tinggal mereka,” ucap ia.
Eras mengaku kaget kala mengenali korban yang dijemput paksa nyatanya tewas sebab dibunuh.
” Eras mengenali korban wafat sehabis Satreskrim Polres Mabar menampilkan gambar kalau orang yang mereka jemput paksa telah wafat, pada dikala itu pula eras memohon ke anggota polisi buat menelepon oknum F serta Eras sangat shock mendengar korban wafat, kesekian kali eras menelepon tetapi tidak terhubung,” ucap ia.