Keracunan MBG Kembali Merajalela di GarutPetugas kedokteran di pusat kesehatan warga( puskesmas) melaksanakan penindakan kesehatan terhadap puluhan siswa yang jadi korban indikasi keracunan diprediksi sehabis menyantap menu program Makan Bergizi Free( MBG) di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa.
Kepala Puskesmas Kadungora Noni Cahyana berkata, korban yang memperoleh penindakan kedokteran di puskesmas semula berjumlah 19 orang, serta saat ini dilaporkan terdapat akumulasi dekat 10 orang.
” Sedangkan informasi yang tiba ke Unit gawat darurat 19 orang, saat ini terdapat akumulasi orang lagi,” kata Noni.
Dia menuturkan tercatat sedangkan siswa yang memperoleh penindakan kedokteran di puskesmas terdiri dari siswa SD sebanyak 2 orang, setelah itu 8 orang SMP PGRI Kadungora, serta yang sisanya sangat banyak siswa dari SMP Negara 1 Kadungora.
Petugas di puskesmas, kata ia, dikala ini masih terus siaga melaksanakan penindakan terhadap siswa di 3 sekolah berbeda yang hadapi indikasi keracunan.
Kali ini, keracunan dirasakan puluhan siswa SMP PGRI serta beberapa sekolah yang lain di Kecamatan Kadungora. Mereka hadapi mual- mual, pusing serta sesak nafas sehabis 30 menit komsumsi susu kemasan paket dari program MBG.
Mual Usai Minum Susu dari MBG
Rosmawati( 16) salah seseorang korban siswa SMP PGRI Kadungora Garut, berkata, dirinya merasa mual serta sesak nafas sehabis minum susu kemasan dikala melaksanakan aktivitas ekstra kulikuler.
” Kami merasakan sesak nafas, mual serta pusing pusing, sehabis minum susu,” ucapnya, Selasa( 30/ 9/ 2025).
Pemicu Keracunan Diselidiki
Kepala Puskemas Kadungora Garut, Yoni Cahyana melaporkan, sudah menerima puluhan penderita siswa korban keracunan dari beberapa sekolah.
” Terdapat dekat 30 orang siswa lebih yang menemukan perawatan intensif,” ucapnya.
Sampai saat ini, pemicu keracunan masih belum dapat ditentukan apakah dari susu kemasan yang sudah disantap siswa, menunggu hasil uji lab.
” Untuk penderita dengan indikasi ringan telah diperbolehkan kembali, sedangkan yang bergejala lagi serta berat yang masih memperoleh perawatan,” papar ia.

Lebih dahulu 600- an Pelajar di Garut Keracunan
Lebih dahulu, 600- an pelajar di Garut hadapi keracunan. Apalagi 19 orang di antara lain dirawat serta telah pulih.
Peristiwa itu berawal dari beberapa siswa mengeluhkan sakit, semacam pusing, mual, serta muntah- muntah sehabis menyantap santapan yang disajikan di sekolahnya, ialah MA Maarif Cilageni, SMA Siti Aisyah, serta SMP Siti Aisyah, setelah itu SDN 2 Mandalasari di Kecamatan Kadungora pada Selasa( 16/ 9).
Keadaan siswa tersebut terus menjadi parah, setelah itu dicoba pengecekan kesehatan, Rabu( 18/ 9) hingga kesimpulannya mulai bermunculan siswa dengan mengeluhkan sakit yang sama ke puskesmas.
Cucun tiba didampingi Wakil Pimpinan Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh. Beberapa pejabat dari Tubuh Gizi Nasional( BGN) serta Departemen Kesehatan, dan Bupati Garut Syakur Amin pula ikut mendampingi.
Dalam kunjungannya, Cucun meninjau tiap sudut SPPG. Mulai dari ruangan penciptaan sampai sanitasi, dan ruangan pengemasan santapan.
Dalam pengecekan tersebut, Cucun memandang banyak perihal yang masih tidak cocok. Salah satunya merupakan penyimpanan bahan santapan serta santapan jadi yang masih terletak di dalam satu ruangan.
Setelah itu, steamer ataupun pengukus nasi yang lokasinya pula tidak terpisah dengan ruangan utama tempat memasak. Cucun pernah berdialog dengan pengelola SPPG dan penanggungjawab dari BGN, serta mempertanyakan terpaut perihal tersebut.
” Ini wajib terdapat revisi. Jika semacam ini gimana, kita beri waktu revisi sepanjang satu bulan ke depan,” ucap Cucun.
Dalam proses peninjauan, Cucun mengalami kenyataan bila SPPG tersebut nyatanya baru dihentikan operasionalisasinya per hari ini, Jumat,( 26/ 9/ 2025). Jadi, sehabis terbentuknya keracunan hari Selasa,( 16/ 9) kemudian, dapur SPPG ini masih beroperasi memasok santapan ke sekolah.
Bagi Cucun, perihal tersebut sebab pihak SPPG sudah menerima dana dari BGN yang dialokasikan buat santapan para pelajar.” Jadi, kemarin diambil langkah dahulu dengan para pelajar diberi santapan kering hingga batasan waktu virtual account- nya habis,” katanya.
Menu MBG Dikelola SPPG Kecamatan Kadungora
Menu MBG yang menimbulkan pelajar keracunan dikelola dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi( SPPG) di Kecamatan Kadungora.
Dia meningkatkan tidak hanya siswa, terdapat pula satu guru yang pula hadapi indikasi keracunan sebab dikala itu berupaya mencicipi santapan program MBG.
” Itu terdapat guru( korban) yang tester santapan,” katanya.
Orang tua dari siswa korban keracunan, Wiwin berkata, pengakuan anaknya mengeluhkan sakit pusing, mual, serta pula sesak sehabis menyantap santapan yang disajikan dalam program MBG di sekolah.
” Tadi anak aku langsung sesak, tidak ingat,” kata Wiwin.
Siswa mulai berdatangan ke Puskesmas Kadungora, Selasa siang, hingga menjelang petang masih terdapat siswa yang memperoleh penindakan kedokteran.
Beberapa petugas kedokteran melaksanakan penindakan korban keracunan, begitu pula dari kepolisian melaksanakan pengamanan serta pula memohon penjelasan beberapa saksi.