Ini Dia Reaksi Iran dan Israel Bersama AS Setelah Gencatan Senjata. Walaupun Presiden Amerika Serikat( AS) Donald Trump bereaksi marah terhadap pelanggaran gencatan senjata Israel dengan Iran, mungkin tidak hendak terdapat akibat apa juga sebab Trump sendiri merupakan” bagian dari perang ini”. Komentar itu dibeberkan koresponden perang pensiunan Elijah J. Magnier kepada Sputnik.
PERANG 12 hari antara Iran serta Israel berakhir dengan gencatan senjata yang dimediasi Presiden AS Donald Trump. Salah satu konflik sangat intens di Timur Tengah dalam sebagian dekade terakhir ini sudah mengguncang kawasan yang telah tidak normal akibat kekerasan sepanjang nyaris 2 tahun, semacam dilaporkan Axios.
Aksi militer Trump, tercantum serbuan terhadap fasilitas nuklir Iran. Mendesak AS ke ambang perang besar—sesuatu yang dihindari oleh para pendahulunya. Tetapi pula membuka jalur untuk gencatan senjata ini, yang, bila dipertahankan, bisa menandai babak baru dalam keamanan serta dinamika kekuatan Timur Tengah.
Tetapi, Iran membantah tuduhan ini serta mengklaim Israel melanggar gencatan senjata terlebih dulu. Trump mengumumkan gencatan senjata di media sosial, dengan melaporkan kalau kedua negeri sudah setuju buat” GENCATAN SENJATA YANG Merata Serta TOTAL.”
Media pemerintah Iran setelah itu mengonfirmasi kalau gencatan senjata sudah diberlakukan, serta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui konvensi tersebut dengan berkoordinasi dengan Trump.
Netanyahu: Kemenangan Bersejarah
Dalam pesan video yang dirilis pada Selasa, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melaporkan bahwa Israel telah mengamankan kemenangan memiliki yang hendak bergema sepanjang sebagian generasi. Klaim kemenangan ini menyusul gencatan senjata yang dimediasi AS. Mengakhiri konflik 12 hari dengan Iran, semacam diberitakan Times of Israel.
Netanyahu menekankan kalau Israel sukses melenyapkan 2 ancaman eksistensial: bahaya yang mengecam yang ditimbulkan oleh program senjata nuklir Iran serta ancaman 20. 000 rudal balistik yang lagi dibesarkan secara aktif oleh Teheran. Dia memperingatkan kalau tanpa aksi penangkalan Israel, negeri itu hendak mengalami kehancuran dalam waktu dekat.
Perdana menteri tersebut mengantarkan rasa terima kasih kepada Presiden AS Donald Trump. Menyanjung dukungannya yang belum sempat terjalin lebih dahulu dalam membela Israel serta menetralisir ancaman nuklir Iran.
Netanyahu menyoroti kalau serbuan militer AS terhadap Iran, yang menargetkan sarana pengayaan uranium dasar tanah Fordow. Ialah hasil dari upaya diplomatik yang dipeloporinya bersama Menteri Urusan Strategis Ron Dermer.” Israel tidak sempat mempunyai sahabat semacam Presiden Trump di Gedung Putih” kata Netanyahu. Mengakui kerja sama mereka yang erat walaupun Trump marah atas serbuan Israel terhadap Iran baik saat sebelum ataupun sehabis gencatan senjata berlaku.
Netanyahu menyanjung serbuan dini hari Israel terhadap Iran saat sebelum gencatan senjata. Menggambarkan pembedahan tersebut selaku pukulan sangat parah dalam sejarah rezim tersebut. Dia melaporkan,” Kami sudah menghancurkan program nuklir Iran,” serta bersumpah kalau bila Iran berupaya membangun kembali keahlian nuklirnya. Israel hendak menjawab dengan tekad serta kekuatan yang sama.
Menegaskan kembali komitmennya, Netanyahu melaporkan dengan tegas,” Iran tidak hendak mempunyai senjata nuklir.” Dia pula berdialog tentang pembongkaran pengaruh regional Iran serta pembukaan” poros kemakmuran serta perdamaian” baru di Timur Tengah serta sekitarnya. Secara pendek mangulas konflik yang lagi berlangsung di Gaza. Netanyahu menegaskan kembali tekad Israel buat mengalahkan Hamas serta mengamankan pembebasan sandera.
Iran: Kemenangan Heroik Rakyat
Presiden Iran Masoud Pezeshkian melaporkan kalau kemenangan baru-baru ini yang diraih Iran. Yang juga ialah hasil langsung dari tekad yang kokoh serta perlawanan heroik rakyat Iran. Dia menggambarkan berakhirnya konflik 12 hari tersebut selaku kemenangan memiliki. Serta menekankan kalau perang tersebut dipaksakan kepada Iran oleh aksi provokatif rezim Zionis, Al Mayadeen melaporkan.
Pezeshkian menyanjung bangsa Iran, yang menyebut mereka selaku arsitek peradaban serta sejarah, sebab mengakhiri perang lewat ketahanan serta persatuan mereka. Dia mengutuk para agresor selaku teroris yang mengawali konflik dengan dalih yang lemah, sembari menyoroti kedatangan Iran yang kokoh di meja negosiasi serta perilakunya yang tidak berubah- ubah serta tegas sepanjang upaya diplomatik.
Pezeshkian mengkritik musuh- musuh Iran sebab mengingkari janji mereka serta melaksanakan agresi apalagi di tengah- tengah negosiasi. Dia berjanji kalau pemerintah hendak fokus pada rekonstruksi, berikan kompensasi kepada para korban. Serta memulihkan kehidupan wajar dengan belajar dari kekuatan serta kekurangan mereka sepanjang konflik.
Berdialog kepada negara- negara orang sebelah, Pezeshkian menggarisbawahi komitmen Iran terhadap koeksistensi serta stabilitas regional. Dia menegaskan kalau kekuatan pertahanan Iran didedikasikan buat melindungi perdamaian serta membina persahabatan dengan saudara- saudara Muslim serta tetangga- tetangga historis.
Dia menyerukan kebijaksanaan kolektif buat menggagalkan rencana- rencana yang memecah belah oleh kekuatan- kekuatan musuh yang berupaya mengusik persatuan di kawasan tersebut.
Baca juga: Nvidia Pekerjakan Robot Humanoid di AS
Trump: Pencapaian Besar
Trump menyanjung gencatan senjata selaku pencapaian besar, menekankan kalau perihal itu menghindari perang berkelanjutan yang bisa menghancurkan Timur Tengah. Tetapi, gencatan senjata senantiasa rapuh, dengan tuduhan pelanggaran yang terus bersinambung dari kedua belah pihak serta kewaspadaan selalu oleh pasukan Iran.
Amerika Serikat ikut serta secara langsung dalam konflik ini sehabis mengirim pesawat pengebom B- 2 buat melancarkan 3 serbuan nuklir di Iran. Donald Trump menyebut Iran selaku” pengganggu Timur Tengah” serta memperingatkan kalau bila Teheran tidak” berdamai”. Serbuan selanjutnya hendak” jauh lebih hebat serta jauh lebih gampang”, semacam dilansir NDTV.
Trump ketahui Teheran hendak memerlukan jalur keluar buat keluar dari jalan eskalasi tanpa kehabisan sokongan dalam negeri yang terkenal. Oleh sebab itu, sehabis Iran melanda pangkalan AS di Qatar– yang menarik, sehabis menemukan peringatan– Trump memutuskan buat tidak membalas.
AS tidak kehabisan satu juga personel dalam konflik ini, menampilkan kekokohannya secara luas serta mengklaim penghargaan sebab jadi penengah perdamaian: suasana yang silih menguntungkan.