Jakarta, 29 Juli 2025 — Setelah sempat dihentikan operasionalnya pada Oktober 2023 karena peraturan pemerintah, TikTok Shop resmi kembali beroperasi di Indonesia. Kembalinya platform belanja berbasis video pendek ini disambut antusias oleh pelaku UMKM, kreator konten, serta masyarakat luas yang selama ini mengandalkan TikTok Shop sebagai media promosi dan jual-beli daring.
Kepastian ini diumumkan setelah TikTok Indonesia mengumumkan kolaborasi strategisnya dengan salah satu perusahaan e-commerce lokal, sebagai bentuk penyesuaian terhadap regulasi pemerintah terkait perdagangan elektronik dan perlindungan pasar domestik. Langkah ini dinilai sebagai win-win solution yang tidak hanya memenuhi regulasi, tapi juga tetap mendukung inovasi digital dan pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia.
Sejarah Singkat Penutupan TikTok Shop
TikTok Shop sempat menjadi fenomena tersendiri di Indonesia, terutama pada 2021 hingga pertengahan 2023. Ribuan UMKM dan penjual individu mendapatkan penghasilan melalui siaran langsung dan video kreatif. Namun, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mengeluarkan larangan terkait aktivitas transaksi langsung di media sosial, untuk melindungi pelaku usaha tradisional dan memastikan regulasi perpajakan berjalan adil.
Larangan ini membuat TikTok Shop harus menghentikan operasinya di Indonesia sejak 4 Oktober 2023. Meski demikian, TikTok tetap beroperasi sebagai platform media sosial tanpa fitur belanja terintegrasi.
Langkah Baru: Kolaborasi, Bukan Akuisisi
Pada Juli 2025, TikTok mengumumkan kemitraan strategis dengan platform e-commerce lokal untuk melanjutkan layanan TikTok Shop. Berbeda dengan sebelumnya, sistem kali ini menggabungkan kekuatan konten video dengan sistem logistik dan pembayaran dari mitra lokal. Dalam praktiknya, transaksi tidak dilakukan langsung di aplikasi TikTok, melainkan melalui integrasi dengan platform e-commerce tersebut.
Menteri Perdagangan menyambut baik kolaborasi ini karena dinilai sejalan dengan regulasi yang menekankan pentingnya perlindungan pasar lokal dan usaha mikro. Kolaborasi ini juga dianggap mendorong sinergi antara perusahaan teknologi global dan pemain lokal dalam menciptakan ekosistem digital yang sehat dan berkelanjutan.
Respon Pelaku UMKM dan Kreator
Kembalinya TikTok Shop disambut antusias oleh para pelaku usaha kecil dan menengah. Banyak UMKM yang sebelumnya kehilangan pendapatan saat fitur belanja ditutup, kini bersiap untuk kembali berjualan lewat platform video tersebut.
Maya, seorang penjual skincare lokal dari Solo, mengatakan bahwa penjualannya sempat turun drastis pasca penutupan TikTok Shop. Namun dengan kembalinya fitur ini, ia mulai mempersiapkan stok dan strategi pemasaran baru berbasis live streaming.
“Kami sudah punya basis followers, tinggal aktifkan lagi fitur jualannya. Mudah-mudahan bisa stabil seperti dulu atau malah lebih baik,” ujarnya.
Tak hanya penjual, kreator konten yang menjadikan TikTok sebagai sarana affiliate marketing juga merasa lega. Banyak dari mereka yang selama ini kehilangan pemasukan kini kembali aktif memproduksi konten dengan strategi promosi yang lebih terarah.
Tantangan Baru dan Adaptasi Sistem
Meski antusiasme tinggi, sejumlah tantangan juga muncul. Salah satunya adalah perubahan sistem operasional yang kini tidak sepenuhnya berada di bawah kendali TikTok. Transaksi dan layanan logistik sepenuhnya akan mengikuti sistem mitra lokal.
Beberapa pengguna menyebut adanya kebutuhan untuk adaptasi ulang terhadap sistem backend, termasuk dashboard penjual, metode pembayaran, dan sistem laporan yang kini menggunakan sistem milik partner e-commerce. Namun, sebagian besar pengguna justru menilai ini sebagai langkah positif karena integrasi dengan pemain lokal memungkinkan kontrol dan pengawasan lebih baik.
Baca Juga :
Dukungan Pemerintah dan Harapan Ke Depan
Pemerintah menegaskan bahwa mereka akan tetap melakukan pengawasan terhadap model bisnis ini, namun tidak akan menghambat inovasi selama sesuai dengan hukum yang berlaku. Pemerintah juga mengapresiasi kolaborasi antara platform global dan lokal sebagai bentuk komitmen terhadap perkembangan ekonomi digital nasional.
Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM, lebih dari 20 juta pelaku UMKM saat ini terhubung dengan platform digital. Kehadiran TikTok Shop Kembali diyakini akan memperluas peluang bagi pelaku usaha kecil untuk menjangkau pasar yang lebih luas, terutama generasi muda yang merupakan pengguna aktif TikTok Shop.
Ramai di Media Sosial
Tagar #TikTokShopKembali dan #UMKMBangkit kembali trending di berbagai media sosial seperti Twitter dan Instagram. Banyak warganet membagikan testimoni mereka tentang manfaat TikTok Shop di masa lalu, serta harapan mereka terhadap sistem baru yang lebih aman, transparan, dan menguntungkan kedua belah pihak.
Sejumlah konten edukatif juga mulai bermunculan, menjelaskan cara kerja sistem baru TikTok Shop yang terintegrasi dengan mitra e-commerce. Banyak kreator konten berbagi tutorial, tips jualan, hingga strategi live streaming untuk memaksimalkan fitur yang kembali tersedia.
Analisis Ekonomi Digital
Kembalinya TikTok Shop menunjukkan bagaimana platform teknologi asing dapat tetap beroperasi secara legal dan produktif dengan mengikuti regulasi lokal. Ini juga menjadi bukti bahwa pemerintah terbuka terhadap inovasi, selama ada sinergi yang sehat dengan ekosistem nasional.
Ekonom digital dari Universitas Indonesia, Dr. Fajar Wirawan, menyebut bahwa kolaborasi ini bisa menjadi studi kasus positif bagi negara lain yang menghadapi dilema antara melindungi pasar domestik dan memfasilitasi inovasi digital global.
“Indonesia bisa menjadi model bagaimana regulasi dan teknologi bisa berjalan bersama, bukan saling menghambat,” jelasnya.
Kesimpulan
Kembalinya TikTok Shop ke Indonesia melalui kolaborasi strategis dengan platform lokal bukan hanya kabar baik bagi pelaku usaha, tapi juga mencerminkan langkah maju dalam membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan sistem baru yang lebih transparan dan sesuai regulasi, TikTok Shop diharapkan tidak hanya menjadi tempat jual-beli, tetapi juga motor penggerak ekonomi digital nasional.
Para pelaku UMKM, kreator, dan konsumen kini memiliki peluang lebih luas untuk berkembang, dengan dukungan dari platform yang telah terbukti mampu menjangkau generasi muda dan mempercepat pertumbuhan bisnis daring.