beritaempire.com Trenggalek, Jawa Timur – Bencana tanah longsor kembali terjadi di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, pada Selasa dini hari (28/10/2025). Sebuah rumah di kawasan perbukitan tertimbun material longsor hingga menyebabkan empat anggota keluarga — suami, istri, dan dua anak mereka — meninggal dunia di lokasi kejadian.
Peristiwa tragis itu terjadi di Dusun Krajan, Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, sekitar pukul 02.30 WIB. Saat kejadian, hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak malam sebelumnya. Diduga, curah hujan tinggi menyebabkan tebing di belakang rumah korban tidak mampu menahan beban air, hingga akhirnya longsor dan menimpa bangunan rumah permanen milik keluarga tersebut.
Proses Evakuasi Berlangsung Dramatis
Menurut keterangan Kepala BPBD Trenggalek, tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, relawan, dan warga sekitar langsung menuju lokasi setelah menerima laporan. Namun, kondisi medan yang curam dan licin membuat proses evakuasi berlangsung sulit.
“Begitu kami tiba, rumah korban sudah tertutup material longsor setebal hampir tiga meter. Kami berusaha menggali dengan alat seadanya karena akses alat berat sangat sulit,” ujar salah satu petugas BPBD di lokasi.
Setelah bekerja selama beberapa jam, tim berhasil menemukan keempat korban dalam keadaan tidak bernyawa. Mereka adalah Sutrisno (40), Rini (35), serta dua anak mereka yang masing-masing berusia 9 dan 6 tahun. Jenazah kemudian dibawa ke Puskesmas Durenan untuk proses identifikasi dan diserahkan kepada pihak keluarga.
Hujan Deras dan Struktur Tanah Labil Jadi Pemicu
Berdasarkan analisis awal, wilayah Desa Ngadisuko memang termasuk zona rawan longsor karena berada di lereng perbukitan dengan struktur tanah yang labil. Ditambah dengan curah hujan tinggi beberapa hari terakhir, kondisi tersebut meningkatkan risiko pergerakan tanah.
“Kami sudah memberi peringatan kepada warga agar lebih waspada, terutama yang tinggal di sekitar lereng. Namun curah hujan malam itu sangat ekstrem, membuat tanah tidak mampu menahan air,” kata Camat Durenan, Ahmad Subekti.
Ia menambahkan, pemerintah desa bersama BPBD telah mengevakuasi beberapa warga lain yang rumahnya berdekatan dengan lokasi longsor, untuk mencegah terjadinya korban tambahan jika terjadi longsor susulan.
Langkah Cepat Pemerintah Daerah

Pemerintah Kabupaten Trenggalek menyatakan dukacita mendalam atas insiden tersebut. Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, memerintahkan agar seluruh jajaran segera melakukan pemetaan ulang wilayah rawan longsor dan memastikan kesiapsiagaan masyarakat di musim hujan ini.
“Fokus utama kami adalah menyelamatkan warga yang masih berada di kawasan berisiko. Kami juga akan memperkuat sistem peringatan dini dan mempercepat penanganan darurat,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Bantuan logistik dan kebutuhan dasar juga telah dikirim ke lokasi. Tim relawan disiagakan selama 24 jam untuk mengantisipasi potensi longsor lanjutan, mengingat kondisi cuaca di wilayah Trenggalek diperkirakan masih tidak stabil dalam beberapa hari ke depan.
Peringatan untuk Warga di Daerah Rawan Longsor
Kejadian ini menjadi peringatan serius bagi masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan dan tebing curam. BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) memprediksi curah hujan intensitas tinggi masih akan berlangsung di sejumlah wilayah Jawa Timur hingga awal November.
Masyarakat diimbau untuk segera melapor ke perangkat desa atau BPBD jika menemukan tanda-tanda potensi longsor, seperti munculnya retakan tanah, mata air baru di lereng, atau pepohonan yang mulai miring.
“Kesiapsiagaan menjadi kunci utama. Jangan menunggu hingga bencana terjadi. Jika hujan deras turun lebih dari dua jam di kawasan perbukitan, sebaiknya segera mengungsi ke tempat yang lebih aman,” ujar Kepala BPBD Trenggalek menegaskan.
Peristiwa longsor di Trenggalek ini menambah daftar panjang bencana hidrometeorologi yang terjadi akibat perubahan cuaca ekstrem. Diharapkan, masyarakat dan pemerintah daerah dapat bekerja sama memperkuat sistem mitigasi, agar kejadian serupa tidak kembali menelan korban jiwa.
Baca Juga:




