Keracunan Massal MBG di Jawa Barat. Beberapa korban keracunan usai komsumsi MBG masih berdatangan ke Posko KLB Keracunan MBG, Kecamatan Cipongkor, Kamis siang( 25/ 09). Otoritas kesehatan setempat memberi tahu jumlah korban keracunan terkini, lebih dari 1. 000 orang.
Paling tidak 5 siswa dari sekolah yang berbeda tiba dengan keluhan sesak napas, sakit perut, pusing, serta mual.
Mereka merupakan siswa yang pernah menempuh perawatan Rabu kemarin( 24/ 09).
” Tetapi sebab keadaan kesehatannya tidak lumayan baik, mereka tiba kembali buat menempuh penyembuhan,” kata wartawan Yuli Saputra yang memberi tahu buat BBC News Indonesia dari Posko KLB Keracunan MBG di Bandung Barat.
Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotima menyebut jumlah korban pada permasalahan keracunan yang dirangkum semenjak Senin serta Rabu kemarin lebih dari 1. 000 korban.
Yuyun menarangkan, korban hadapi indikasi keracunan, tetapi terdapat indikasi sesak napas yang tidak umum terjalin pada permasalahan keracunan. Tidak hanya itu, korban pula tidak hadapi diare yang ialah indikasi universal keracunan.
Sebagian orang tua korban, awal mulanya mengaku bahagia dengan program MBG. Tetapi sehabis anak mereka terkapar usai menyantap MBG, mereka memohon program ini distop.
Mereka menyerukan skemanya lain ialah dengan membagikan duit tunai ke orang tua, supaya dapat mencerna makanannya sendiri buat anak- anaknya.
Kejang- kejang, tangan terkunci semua
Neng Nesa Agustin, 18 tahun, masih belum pulih seluruhnya sehabis hadapi kejang- kejang usai komsumsi MBG di sekolahnya, Senin( 22/ 09).
” Ya[sudah] baik sedikit, tetapi masih agak sesak. Mual pula kadangkala sih, seketika sakit perut pula,” katanya.
Di hari nahas, dia mengaku tidak curiga dengan menu MBG. Tetapi” terdapat bau sedikit dari ayamnya” serta merasakan potongan buah melon dengan rasa tidak normal.
” Manis banget beda sama buah- buahan yang sempat saya makan lebih dahulu,” tambahnya.
Agus, bapak Nesa, menceritakan putrinya itu pernah dirawat 2 hari.
” Kejang- kejang, terus sama sesak nafas. Kejang, jadi ini tangan seluruhnya terkunci,” katanya.
Pada Selasa malam( 23/ 09), Nesa kembali sehabis menghabiskan 3 botol infus serta dorongan oksigen. Rabunya dia kembali ke posko sebab masih terdapat sesak.
” Sehabis itu terdapatnya MBG, Alhamdulillah emang merasa kebantu beban orang tua. Tetapi jika seandainya makanannya semacam ini, menyebabkan parah semacam ini, aku tidak mengharapkan lagi,” kata Agus.

Di ranjang yang lain, Siti Aisyah mendampingi anaknya yang berumur 10 tahun. Dia kembali lagi sebab keadaan kesehatan anaknya memburuk.
” Cocok dzuhur langsung sakit, terasanya sakit banget. Hingga nangis- nangis anaknya. Melilit sakitnya, lemes, tidak dapat berdiri,” kata Aisyah.
Kata ia, putrinya itu pernah menemukan perawatan di posko ini, Rabu kemarin usai melahap MBG. Dikala itu keadaan tubuhnya sakit- sakit, lemas serta pusing. Perawatan di Posko KLB berlangsung sebagian jam, setelah itu gadis Aisyah diberikan obat, kemudian kembali.
Memandang putrinya yang masih terbaring lemas, Aisyah melarang anaknya komsumsi MBG ke depannya.” Khawatir terjalin lagi,” katanya.
Dia berharap program MBG dihentikan sebab” membahayakan banyak orang”. Dia menganjurkan supaya skema MBG diganti dengan metode duit tunai diberikan kepada orang tua.
” Supaya dimasakin di rumah, bekal[makan] ke sekolah, lebih nyaman,” katanya.
Kronologi darurat keracunan MBG di Bandung Barat
Senin, 22 September
Laporan- laporan media mengatakan permasalahan dugaan keracunan awal terjalin di Kecamatan Cipongkor, Senin( 22/ 09).
Keracunan massal di Kecamatan Cipongkor, awal mulanya terjalin pada puluhan orang, tetapi korban dilaporkan meningkat sampai 475 siswa.
Selasa, 23 September
Pemkab Bandung Barat menetapkan permasalahan keracunan massal selaku Peristiwa Luar Biasa( KLB). Pemkab serta pihak terpaut membuka penyelidikan terhadap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi( SPPG). Sebanyak 85 dapur SPPG dievaluasi.
Rabu, 24 September
Keracunan massal terjalin lagi di Kecamatan Cipongkor. Sekda Jabar, Herman Suryatman mengatakan sebanyak 500 pelajar keracunan usai menyantap MBG.
Di dikala bertepatan, insiden seragam terjalin di Kecamatan Cihampelas. Korban keracunan usai komsumsi MBG menggapai 60 orang, serta terus meningkat.
Dilaporkan, Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat sudah mengambil ilustrasi sisa muntahan dari siswa yang keracunan usai menyantap menu MBG.
Disebutkan menu yang disantap, antara lain, ayam kecap, ketahui goreng, sayur- mayur, serta buah- buahan.
Kamis, 25 September
Beberapa siswa dari sekolah berbeda menghadiri Posko KLB Cipongkor. Mereka kembali sehabis pernah dirawat serta tiba sebab hadapi keluhan kesehatan.
Pertaruhan ribuan nyawa siswa
BGN memberi tahu semenjak Januari sampai 22 September, terjalin 4. 711 permasalahan keracunan MBG. Permasalahan keracunan sangat banyak terjalin di Pulau Jawa.
Tetapi, angka lebih besar dilaporkan Jaringan Pemantau Pembelajaran Indonesia( JPPI). LSM ini mencatat per 21 September 2025, korban keracunan terus meningkat jadi 6. 452 anak.
” Keadaan yang tidak wajar ini mestinya pemerintah wajib menetapkan selaku KLB serta program dihentikan sedangkan buat penilaian merata,” kata Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji.
Angka yang dilaporkan JPPI ini belum tercantum insiden terkini ialah peristiwa” keracunan” luar biasa di Bandung Barat serta daerah yang lain.
Di daerah lain, di Kecamatan Tapalang, Mamuju, Sulawesi Barat belasan siswa pula keracunan. Diprediksi sebab mereka keracunan saus kedaluwarsa.
Di Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Ketapang, sedikitnya 25 siswa serta guru dilaporkan keracunan usai menyantap MBG, Selasa( 23/ 09). Salah satu menu MBG merupakan ikan hiu goreng.
Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi, mengakui penyajian menu tersebut ialah kelalaian sungguh- sungguh dapur SPPG Mulia Kerta.
” Soal menu ikan hiu, itu murni kesalahan serta keteledoran dari SPPG kami. Mereka tidak cermat memilah menu. Ikan hiu itu dibeli dari TPI Rangga Sentap, produk lokal,” kata Agus kepada wartawan, Rabu( 24/ 9).