BeritaEmpire, Jakarta- Viral Pacu Jalur Ternyata Tak Bisa Sembarangan. Di balik viralnya Pacu Jalan, nyatanya tidak dapat sembarangan dalam membuat perahu dayung itu. Butuh mengenakan pawang spesial kala membangun jalan. Jalan ataupun perahu dayung yang hendak berlaga di ajang Pacu Jalan telah disiapkan semenjak jauh hari. Apalagi, jalur- jalur mulai diservis oleh pengurus sehabis berlaga di tingkatan rayon serta jelang berpacu pada 20- 24 di Batang Kuantan.
Semacam Desa Koto Teluk Kuantan misalnya, pengurus sudah mempersiapkan satu jalan baru. Jalan yang diberi nama Badai Gangga itu baru berakhir di- finishing sebagian hari terakhir. Nampak jalan itu telah lembut berakhir dicat serta dilukis.
Proses Pembuatan Perahu Memakan Waktu yang Lama
” Proses pembuatan telah habis waktu 2 bulan mulai dari nebang, narik hingga ke mari. Dulu ditarik warga, saat ini tidak dapat sebab kayu jalan jauh di hutan,” kata Pimpinan Jalan Badai Gangga, Hendra di posisi, Rabu( 16/ 7/ 2025).
Masyarakat bersama pawang mencari kayu ke hutan. Hasilnya, ditemui kayu raksasa tipe kruing air serta mempunyai warna coklat kemerahan dengan serat lurus yang halus.
Permukaannya agak licin serta terkadang lengket. Seratnya sangat padat sehingga buatnya kokoh serta awet, tidak gampang dimakan rayap serta tahan cuaca.
Kayu dipotong 39 m dari hutan. Setiba di kandang, kayu dibangun tukang spesial jadi jalan dengan panjang dikala ini 36, 5 m serta jadi jalan terpanjang dikala ini.
” Kayu tipe kruing air, total jadi 36, 5 m dari dini kami potong 39 m. Jalan ini yang terpanjang dikala ini, yang lain itu rata- rata 31- 35 m,” imbuh Hendra yang pula Pimpinan Pemuda setempat.

Pawang Ikut Serta Membantu
Jalan Badai Gangga rencananya baru ingin diturunkan 28 Juli buat dites berpacu di Batang Kuantan. Berikutnya jalan bakal disiapkan buat berpacu di Rayon Baserah sehabis bisa izin dari pawang ataupun dukun jalan.
” Terdapat namanya Melangka ini gunakan pawang, nanti pawang kasih waktu kapan jalan dapat turun, kapan waktunya pas. Nanti pawang memastikan,” kata Hendra sembari mengecek jalan yang sudah finishing.
Keterlibatan pawang bukan cuma dikala jalan hendak turun saja. Tetapi semenjak memastikan kayu di hutan, pawang telah dilibatkan oleh warga setempat.
” Jadi waktu nebang jalan telah terdapat dukun. Tumbuhan ini sehabis ditebang ini nanti ditukar gunakan ayam ataupun apa nanti dari pawanglah keputusannya sebab pemilihan ini( kayu) pula bersama warga dengan pawang,” katanya.
Sebaliknya buat bayaran pembuatan, Hendra menguak bayaran fantastis. Karena satu jalan dikala ini dapat menghabiskan anggaran sampai Rp 150 juta mulai dari dini mencari sampai dapat turun berpacu.
” Ini habis bayaran dekat Rp 150 juta, nebang kayu saja Rp 10 juta, barik gunakan perlengkapan berat itu Rp 50 juta, membawa dari hutan gunakan mobil ke kampung itu Rp 20 juta. Kemudian terdapat buat tukang itu Rp 30 juta hingga jadi sebab 3 tukang kerja,” katanya.
Memandang panjang jalan menggapai 36, 5 m, maksudnya hendak terdapat 65 hingga 70 orang buat satu jalan. Jumlah itu terdiri dari penari cilik, anak pacuan, timbo ruang sampai sang tukang onjai.
” Nanti jalan ini dapat buat 65- 70 orang isinya mulai dari anak pacuan, timbo ruang, penari hingga tukang onjai,” kata Hendra.
Pemberian nama jalan buat pacu jalan di Kuantan Singingi( Kuansing), Riau, nyatanya tidak sembarangan. Tidak hanya sarat arti, nama itu pula berkaitan dengan keadaan alam sepanjang proses pembuatan jalan.
Punya Nilai Sejarah Panjang
Salah satunya pemberian nama Jalan Badai Gangga di Desa Teluk Kuantan. Jalan yang baru terbuat dengan bayaran Rp 150 juta itu nyatanya mempunyai nilai sejarah panjang serta erat kaitannya dengan warga dekat.
” Pemberian nama ini hasil musyawarah di mari segala warga. Jadi pada tahun 60- an itu telah terdapat nama jalan ini Badai Gangga, seperti itu kita bangkitkan lagi,” kata Pimpinan Jalan Badai Gangga, Hendra kala berbincang, Rabu( 16/ 7/ 2025).
Tidak hanya itu, penamaan jalan biasa berhubungan dengan keadaan alam sepanjang penebangan tumbuhan di hutan belantara. Sehingga buat penamaan jalan banyak yang unik.
” Penamaan ini biasa memiliki nilai tertentu, spesialnya terpaut sejarah sepanjang proses pembuatan. Terdapat penamaan sebab terjalin suatu dikala pengambilan, terdapat dikala kayu diambil datanglah burung elang diberi nama Elang Sakti,” katanya.
Baca juga: Buronan Kejagung: Mantan Staf Nadiem, Jurist Tan Buronan Kasus Korupsi Laptop Chromebook
Kejadian Unik Dalam Pemberian Nama
Tetapi terdapat pula peristiwa unik lain yang terjalin sampai jadi nama. Tercantum nama hutan tempat kayu berumur ratusan tahun itu diambil.” Terdapat pula jumpa ular cadar diberilah nama Cadar Kuantan. Terdapat pula nama hutan itu, ya dikasih nama hutan kayu itu diambil terdapat,” katanya. Proses pencarian kayu sendiri tidak gampang. Warga umumnya mencari ke hutan di pedalaman bersama pawang ataupun dukun di wilayah tersebut.
Dikala seperti itu pawang serta warga mulai bermusyawarah buat memastikan waktu penebangan. Tercantum kapan jalan baru diturunkan ke arena pacu dengan istilah Melangka.
” Jadi kita cari kayu itu telah membawa pawang, sehabis berakhir pula gunakan pawang. Hingga pawang ini yang memastikan, biasa terdapat 1- 2 orang baik pria ataupun wanita. Tujuan pawang ini macam- macam, terdapat buat memagar anak pacuan supaya tidak jatuh,” ucap Hendra.
Kayu yang bagus, umumnya dapat bertahan sepanjang puluhan tahun. Tetapi bergantung gimana pengurus menjaga jalan sehabis even berakhir.
” Jalan ini jika kayu bagus dapat hingga 30 tahun, 20 tahun. Jika kayu kruing air itu pula nanti bergantung perawatan, jadi nanti kita siapkan rumah ataupun kandang jika di mari menyebutnya,” kata Hendra.