BeritaEmpire, Jakarta – Kuil Ini Jadi Sumber Perseteruan Thailand dan Kamboja. Kuil Hindu Preah Vihear menjadi objek perebutan antara Thailand dan Kamboja yang mengakibatkan konflik berlarut-Larut selama lebih dari 50 tahun. Berumur 900 tahun ini berdiri di tebing setinggi 525 meter di pegunungan Dangrek, Kamboja. Dibangun pada zaman Kekaisaran Khmer, kuil yang ditujukan untuk Dewa Syiwa ini merupakan tempat ibadah penting bagi masyarakat Kamboja maupun Thailand. Sekitar 95 kilometer ke baratnya, terdapat kuil Ta Muen Thom, sebuah kuil Siwa dari abad ke-12 yang kini menjadi pusat konflik.
Meskipun kuil ini tidak sebesar atau sepopuler Angkor Wat di Siem Reap, Kamboja, kelompok candi ini tetap menjadi fokus perselisihan antara kedua negara selama lebih dari setengah abad. Pertempuran terbaru dimulai pada Kamis, 24 Juli 2025, di dekat kuil Ta Muen Thom. Thailand mengklaim kejadian tersebut bermula ketika pasukan Kamboja meluncurkan drone pengintai di dekat posisi militer Thailand. Usaha tentara Thailand untuk menurunkan ketegangan tidak berhasil, dan pada pukul 08.20 waktu setempat, baku tembak pun berlangsung dengan sengit.

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja di area perbatasan terus meningkat hingga memasuki hari kedua pada Jumat (25/7). Militer Thailand melaporkan terdapat setidaknya 12 lokasi pertempuran yang muncul di sepanjang garis perbatasan kedua negara.
Per hari ini, konflik bersenjata tersebut telah menelan korban sebanyak 16 jiwa dan memaksa lebih dari 120 ribu penduduk di sekitar zona perbatasan untuk mengungsi. Berdasarkan laporan resmi pemerintah Thailand, dari angka korban tewas itu, 14 adalah warga sipil Thailand dan satu anggota tentara.
Selain itu, lebih dari 30 orang mengalami cedera, termasuk 15 anggota militer yang dilaporkan terluka dalam insiden baku tembak. Kementerian Dalam Negeri Thailand menyatakan bahwa sebanyak 100.672 penduduk telah dievakuasi ke lokasi yang lebih aman, terutama dari Provinsi Surin, Sisaket, Buriram, dan Ubon Ratchathani, yang semuanya berdekatan dengan perbatasan Kamboja.
Pertikaian berkepanjangan di kuil Preah Vihear
Salah satu titik konflik utama dalam permasalahan ini adalah kawasan Candi Preah Vihear, sebuah situs warisan budaya yang kerap menjadi sumber perselisihan antara kedua negara selama bertahun – tahun. Terletak di tepi dataran tinggi yang menghadap ke dataran rendah Kamboja. Candi Preah Vihear adalah kompleks kuil Hindu yang didedikasikan untuk Dewa Siwa.
Kompleks ini terdiri dari serangkaian bangunan suci yang terhubung melalui jalan batu dan tangga sepanjang 800 meter. Meskipun bangunan intinya berasal dari abad ke-11 Masehi. Latar belakang tempat ini bisa ditelusuri hingga abad ke-9 ketika digunakan sebagai tempat pertapaan. Kawasan ini dianggap sangat bernilai karena arsitekturnya yang menakjubkan dan integrasinya dengan lanskap alam sekelilingnya.
Ornamen batu yang terukir dengan sangat rapi menambah nilai artistik dan spiritual dari situs ini, menjadikannya salah satu mahakarya arsitektur Khmer. Candi ini juga telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO berkat keaslian struktur dan nilai budayanya yang tinggi. Namun, pengelolaan kawasan ini masih dihadapkan pada tantangan, terutama disebabkan oleh ketidaksepakatan batas wilayah antara Thailand dan Kamboja.
Letak Candi Preah Vihear yang berada tepat di garis perbatasan menjadikannya sebagai sumber sengketa yang berkepanjangan. Meskipun Mahkamah Internasional memutuskan pada 1962 bahwa kompleks kuil berada di wilayah Kamboja. Sejumlah bagian sekitarnya, termasuk akses menuju kuil, masih diperebutkan dan menjadi titik rawan ketegangan. Dalam banyak situasi, wilayah ini tidak hanya dilihat sebagai situs sejarah. Tetapi juga sebagai simbol identitas nasional dan pusat keagamaan bagi kedua negara.
Oleh karena itu, setiap klaim atau aktivitas militer di sekitar kawasan kuil sering memicu reaksi yang kuat dan meningkatkan risiko terjadinya konflik terbuka, seperti yang terjadi dalam beberapa hari belakangan. Konflik terbaru ini menegaskan kembali betapa sensitifnya status kawasan Candi Preah Vihear dalam hubungan bilateral Thailand-Kamboja. Serta pentingnya pendekatan diplomatik untuk mencegah eskalasi lebih jauh.