BeritaEmpire. com,- Sukabumi. Kemana Uang Bangun Gedung SD Sukabumi yang Usang? Kabupaten Sukabumi menghadapi suasana darurat pembelajaran bawah. Informasi terkini Dinas Pembelajaran mengatakan kenyataan memprihatinkan, dekat 46, 6 persen ruang kelas sekolah bawah( SD) di daerah ini hadapi kehancuran, mulai dari jenis lagi sampai rusak berat.
Keadaan ini tidak cuma mengusik proses belajar mengajar, namun pula secara langsung mengecam keselamatan ribuan siswa yang tiap hari belajar di dalam ruangan yang tidak lagi layak gunakan.
Bagi Kepala Dinas Pembelajaran Kabupaten Sukabumi, Eka Nandang Nugraha, pemicu utama kehancuran masif ini merupakan aspek umur bangunan. Banyak sekolah didirikan puluhan tahun kemudian serta belum tersentuh revisi merata.
” Kami menyadari banyak sekolah yang rusak sebab umur. Telah lapuk, sebab sebagian besar memanglah dibentuk era dulu,” jelas Eka dalam keterangannya, Kamis( 2/ 10/ 2025).
Secara rinci, dari total 8. 415 ruang kelas SD yang tersebar di 1. 212 sekolah, tercatat 3. 921 ruang kelas dalam keadaan rusak.
Jumlah ini dibagi jadi 2. 969 ruang masuk jenis rusak lagi, serta yang sangat menekan merupakan 952 ruang kelas yang diklasifikasikan selaku rusak berat.
Keterbatasan Anggaran Jadi Hambatan Utama
Menjawab krisis ini, Pemerintah Wilayah Kabupaten Sukabumi, lewat Sekretaris Wilayah Ade Suryaman, menegaskan komitmen mereka buat mencari pemecahan.
Tetapi, Ade tidak memungkiri kalau keterbatasan anggaran jadi batu sandungan terbanyak dalam merehabilitasi ribuan ruang kelas secara total.
” Buat perbaikan- perbaikan memerlukan anggaran yang sangat besar. Sebab itu, ke depan kita hendak mengutamakan skala prioritas, membetulkan yang sangat menekan terlebih dulu, cocok keahlian APBD,” kata Ade.
Dalam upaya menanggulangi hambatan bayaran, Pemkab Sukabumi saat ini berfokus mengoptimalkan Dana Alokasi Spesial( DAK) raga dari Pemerintah Pusat.
Dengan skema swakelola, dana revitalisasi bisa langsung disalurkan ke rekening sekolah, yang sangat menolong percepatan revisi, walaupun diakui belum menjangkau seluruh kebutuhan.

Sasaran Dini Rehabilitasi 50 Sekolah
Tidak hanya dana pusat, Pemkab pula menggandeng pihak ketiga lewat program Corporate Social Responsibility( CSR) buat ikut dan dalam revisi.
Buat tahun anggaran ini, Dinas Pembelajaran menargetkan rehabilitasi pada dekat 50 sekolah selaku langkah dini.
Walaupun angka ini jauh dari total kebutuhan, langkah tersebut dikira selaku progres nyata buat sedikit demi sedikit memencet resiko serta membenarkan siswa memperoleh ruang belajar yang nyaman.
Pihak dinas menekankan kalau prioritas pembangunan wajib menempatkan pembelajaran di barisan depan sebab menyangkut keselamatan serta masa depan kanak- kanak.
Sedangkan itu Sementara pemerhati Pembelajaran Sukabumi LSM Simba Indonesia( Solidaritas Insan Membangun Bangsa) Zefry yang pula Sekjen DPD Jawa Barat berkata“ Hasil investigasi serta penemuan di lapangan mengindikasikan. Kondisi Sekolah Bawah Negara( SDN) 2 Girijaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, saat ini terus menjadi memprihatinkan.
Baca juga: Kilang Minyak Pertamina di Dumai Terbakar Hebat
Kantor Sekolah Nyaris Hancur Parah
Dari ruang kelas sampai bangunan kantor sekolah, nyaris segala sarana hadapi kehancuran parah. Suasana ini memunculkan keprihatinan mendalam, paling utama untuk para orang tua serta warga dekat yang takut hendak keselamatan kanak- kanak dikala proses belajar mengajar berlangsung. Pemerintah Wilayah Kabupaten Sukabumi wajib lekas turun tangan. Jangan hingga terdapat korban dahulu baru terdapat atensi.
Pembelajaran merupakan hak bawah kanak- kanak yang diatur dalam UUD 1945- Pasal 31 Junto Pasal 28 C. jadi Wadah ataupun Tempat sarana sekolah wajib layak serta nyaman. Aku berharap supaya Pemkab Sukabumi, spesialnya Dinas Pembelajaran Kabupaten Sukabumi, lekas membagikan pemecahan serta alokasi anggaran buat revisi total SDN 2 Girijaya. Mengingat, keadaan bangunan yang rusak tidak cuma mengusik aktivitas belajar, namun pula berpotensi memunculkan resiko musibah untuk siswa ataupun guru.” Ucapnya.
Terpantau dengan suasana ini, desakan buat lekas melaksanakan rehabilitasi gedung sekolah terus menjadi menguat. Masyarakat memperhitungkan, atensi terhadap dunia pembelajaran sepatutnya tidak cuma sebatas retorika, melainkan diwujudkan dalam aksi nyata.